Fakta di Balik Kedutan, Apa Iya Karena Ada yang Kangen Beneran?

Photo by Jan Krnc via Pexels

Kalau kamu tumbuh besar dengan berbagai mitos tentang kehidupan sehari-hari, yang satu ini pasti nggak asing lagi. Kedutan mata kanan berarti lagi ada yang kangen. Atau bisa juga lagi diomongin yang baik-baik sama orang lain. Nah, kalau kedutan mata kiri bisa gawat, karena itu artinya kamu lagi dijelek-jelekin orang, atau istilah ilmiahnya dirasani.

Kedutan atau twitching ini adalah momen ketika kamu merasa salah satu bagian tubuhmu bergerak nggak terkendali secara terus-terusan. Gerakannya halus, tapi lumaya mengganggu. Kedutan bisa terjadi di banyak bagian tubuh seperti area wajah, tangan, dan kaki. Yang paling umum sih, kedutan terjadi pada kelopak mata. Lah, bisa-bisa dikira sedang godain orang lewat dong kalau kedip-kedip terus~

Nah, apakah rasa kedut-kedut di kelopak mata artinya ada gelombang psikis bernama rindu kiriman seseorang yang sedang menerpa kita? Yuk, kita cek fakta dulu soal kedutan.


Sebenarnya apa yang terjadi ketika kita mengalami kedutan? 

Untuk menjawab ini, kita perlu tahu nih tentang relationship antara otak, saraf, dan otot. Kamu sudah tahu, kan, kalau otak itu pengendali segalanya? Otaklah, melalui saraf, yang memberi tahu otot kapan harus berkontraksi. Namun, pada kondisi khusus, pengiriman sinyal ini mengalami gangguan atau berjalan secara nggak seimbang, sehingga menyebabkan otot berkontraksi secara nggak terkendali. Gampangnya sih, kedutan terjadi ketika proses pengiriman sinyal oleh saraf kepada otot mengalami gangguan.

Apa penyebab kita mengalami kedutan?

Nggak ada asap kalau nggak ada api. Gangguan pengiriman sinyal oleh saraf ini juga ada penyebabnya lho. Salah satunya adalah kekurangan magnesium di dalam tubuh, padahal magnesium ini berperan penting dalam menjaga kesehatan saraf dan otot. Tubuh kamu bisa defisit magnesium waktu mengonsumsi alkohol terlalu banyak ataupun mengalami diare parah. Begitu juga dengan konsumsi kafein yang berlebihan. Mengutip dari Hellosehat, kafein yang berlebihan bisa mengubah energi dalam otot, sehingga mengganggu proses transfer sinyal tadi.

Kedutan juga bisa disebabkan karena efek samping obat, kekurangan vitamin D, dehidrasi alias kekurangan cairan, kurang tidur, dan juga tingkat stres yang tinggi. Nah, kalau kamu sering kedutan, coba deh ceki-ceki lagi gaya hidup kamu sehari-hari. Yuk, mulai menerapkan gaya hidup yang lebih sehat supaya si kedut ini nggak sering-sering datang lagi.

Lalu, kedutan bahaya nggak sih?

Pada umumnya kedutan bukan situasi yang berbahaya. Selain efeknya minim, biasanya kedutan berlangsung cepat, alias cuma numpang lewat seperti gaji (huufft…). Meski demikian, jangan sepenuhnya diabaikan, karena dalam beberapa kasus, kedutan bisa menjadi tanda penyakit serius. Penyakit saraf seperti neuropati dan parkinson bisa ditandai dengan kedutan. Begitu juga dengan beberapa gangguan otot hingga gangguan ginjal.

Kalau kedutan yang kamu alami semakin sering dan berlangsung lama hingga tahap mengganggu, kamu mungkin perlu konsultasi dengan tenaga medis. Apalagi kalau kedutanmu disertai dengan gejala lain seperti otot terasa lemas, kesemutan dan mati rasa, kejang, hingga sakit kepala hebat. Jangan diabaikan terus, karena bisa jadi tubuhmu lagi butuh perhatian. Bukannya menakut-nakuti, tapi demi kebaikan sendiri, kita memang harus aware dengan segala perubahan yang terjadi dalam tubuh. Ya, nggak?

Itu dia beberapa info di balik fenomena kedutan. Jadi bukan karena si doi lagi kangen, ya? Sudahlah, Gaeees, jangan terlalu berharap.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar