Daftar Lagu Non-FYP yang Bisa Penguat Ketika Hari-Hari Mulai Berat

Photo by Ivan Samkov via Pexels

Bagi penikmat musik seperti saya, lagu menjadi semacam kerupuk di piring orang Indonesia. Lagu adalah pelengkap hari-hari, yang membuat aktivitas jadi dua kali lebih seru. Olahraga harus sambil mendengarkan lagu. Ada orang lain atau tidak, perjalanan harus diiringi oleh lagu. Pun saat bekerja mengatur playlist lagu adalah prioritas pertama, alias to-do list nomor nol.

Lagu pun bisa jadi menjadi cara saya untuk mengeluarkan emosi, terutama saat sedang galau, sedih, dan segala perasaan manusiawi lain yang meluap-luap. Teman curhat itu penting, tapi lagu adalah pertolongan pertama saya saat menghadapi berbagai persoalan yang memicu emosi negatif. Dengan mendengar lagu yang tepat, saya yang tadinya badmood bisa sedikit lebih semangat. Saya yang tadinya puyeng menghadapi kenyataan, bisa sedikit lebih legowo dan akhirnya berkata, “Ah, ya sudahlah ya.”

Nah, berikut beberapa lagu wajib yang selalu saya dengarkan ketika hari-hari berat datang menerjang. Meski nggak jadi lagu FYP di Tiktok, lagu-lagu ini lumayan viral dalam hidup saya.


Rehat (Kunto Aji)

Sejak pertama kali mendengar lagu dari album Mantra Mantra ini, saya langsung jatuh hati. Dengarkan saja liriknya, “Tenangkan hati, semua ini bukan salahmu”. Sebagai manusia yang penuh dengan salah dan alpha, saya langsung merasa seperti sedang di-pukpuk. Kunto Aji seolah menjelma menjadi sahabat terbaik yang duduk di samping saya dan mendengarkan seluruh keluh kesah tentang hidup yang memang sering membagongkan.

Lanjutan liriknya, “Yang dicari hilang, yang dikejar lari, yang ditunggu, yang diharap biarkanlah semesta bekerja”, mengingatkan saya bahwa sekeras apa pun saya menginginkan sesuatu, sampai jungkir balik menginginkannya, ada selalu faktor X di luar diri saya yang menjadi penentu. Dan ketika hasilnya nggak sesuai harapan, apa lagi yang bisa kita lakukan selain menerima, menghibur diri, dan berusaha lagi lain kali?

Sementara (Float)

Rasanya berdosa kalau saya nggak memasukkan lagu milik Float ini ke dalam daftar, padahal efeknya ulti buat saya. Lagu ini semacam obat penenang dosis tinggi. Lagu ini adalah pereda hiruk pikuk di kepala yang sesak dijejali oleh penyesalan dan ribuan kata “seandainya".

Ketika saya sibuk bertanya-tanya kenapa mesti saya yang mengalami hal buruk ini, Sementara mengingatkan saya bahwa, “Percayalah hati lebih dari ini pernah kita lalui, jangan henti di sini”. Setiap kali kekecewaan besar menerpa, terutama bisa jadi karena ketidakmampuan saya berhubungan dengan baik dengan sesama manusia, Sementara mengingatkan saya bahwa setidaknya saya masih memiliki diri saya sendiri lewat lirik, “Sementara, lupakanlah rindu, sadarlah hatiku, hanya ada kau dan aku. Dan ketika saya berpikir untuk menyerah atas segalanya, sekali lagi lagu ini menggebah semangat dan mengingatkan saya bahwa, “Tak kan lagi kita jauh melangkah, nikmatilah lara, untuk sementara saja".

Ordinary World (Duran Duran)

Barangkali selera musik saya memang terhenti di dunia bapak dan ibu saya dulu. Lagu yang keluar saat saya baru saja lahir ini memiliki efek yang cukup dahsyat untuk meredam lara. Pertama kali saya mendengarkan lagu Ordinary World dari dari vokalis band L'Arc~en~Ciel, Hyde. Versi Hyde menyenangkan didengar dan lebih powerful, tetapi versi asli milik Duran-Duran terasa lebih nyes di hati.

Sebenarnya lagu ini tentang perpisahan dan kehilangan seseorang, yang menciptakan kekosongan di dalam hati. Namun, jika kamu sedang merasa patah hati, patah arang, atau sekadar terlarut dalam kesedihan atas sesuatu yang terjadi, putar saja lagu ini, agar kamu ingat bahwa, “there is ordinary world, somehow I have to find”. Dunia terus berputar, hidup terus berjalan, deadline dan cicilan juga tetap akan datang. Jadi, jangan lama-lama, ya, sedihnya 😊

BONUS


Satu-Satu (Idgitaf)

Satu bukti bahwa Tiktok memengaruhi hidup saya meskipun saya bukan salah satu penggunanya, adalah saya jadi mengenal lagu yang satu ini, saking seringnya lagu ini muncul di beranda IG jadi backsound unggahan orang lain. Karena itu juga, Idgitaf menjadi satu dari sedikit penyanyi muda yang lumayan saya ikuti karyanya—yang lainnya adalah Nadin Amizah. Satu-Satu cocok kamu dengarkan ketika hati sedang diliputi kekecewaan dan kemarahan. Pesan paling ulti dari lagu ini adalah, “Akan ada masa depan, bagi semua yang bertahan”.


Yah, akui saja, sekeras apa pun kita berusaha untuk bersabar dan berjuang, terkadang dunia dan makhluk-makhluk di dalamnya membuat kita ingin mengumpat. Ketika hari-hari mulai terasa berat, mendengarkan lagu-lagu di atas mungkin bisa membuat hatimu juga lebih tenang. Namun, jika gagal, ya sudah, mengumpat saja. Toh, kita hanya manusia. Marah saja. Sedih, kecewa, menyesal. Rasakan semuanya, dan mari beranjak dari sana dengan lebih dewasa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar